Gonta Ganti Panjang Setang Seher? Ini Cara Ukurnya
Panjang setang seher (L) = A + 1/2B + 1/2C
Mekanik yang sering korek mesin, banyak gonta-ganti setang seher atau conecting rod. Biasanya dipakai mekanik balap liar. Trik ini untuk memanjangkan stroke atau langkah seher namun tanpa paking tambahan di blok atau kepala silinder.
Curi stroke dipakai di kelas standaran. Kelas standaran artinya tampang luar mesin harus terlihat standar. Boleh bore up atau bahkan stroke up asalkan kondisi luar mesin tidak ada perubahan. Kelas standaran ini ngetop di Jakarta dan sekitarnya. Tapi enggak usah ikutan balap liar, trik ini sah saja digunakan motor harian yang pengen berperforma lebih.
Mengukur diameter big end (C)Biasanya yang dipakai setang seher lebih pendek dari standar. Sehingga posisi seher lebih mendem dari asli. Posisi TMA (Titik Mati Atas) atau TMB (Titik Mati Bawah) tetap lebih turun. Posisi seher jadi mendem.
Nah, karena seher mendem, agar sejajar dengan blok atas ketika top, harus naik stroke. Jadinya, dengan begitu walaupun naik stroke tidak perlu paking tebal. Dari luar nampak standar. Ini yang banyak dimanfaatkan mekanik untuk turun di kelas standaran.
Untuk mencari setang seher pendek kita harus bisa mengukurnya. Sehingga kita bisa memilih stroke yang kita inginkan. Misalkan Suzuki Spin 125 panjang setang seher standar 102,5 mm. Supaya seher lebih mendem menggunakan setang seher Shogun 110 atau Smash yang 94 mm.
Mengukur diameter lubang pen seher (B)Untuk itu kita mesti tahu cara mengukur panjang setang seher. Lebih jelas sambil lihat gambar 1. Rumus mengukur panjang setang seher = Panjang setang terdalam (A) + setengah diameter big end (B) + setengah diameter pen seher (C).
Lebih sederhanya, panjang setang seher (L) yaitu:
L = A + ½B + 1/2C
Bisa kan? Ukuran beberapa conecting rod ada di bawah ini: (motorplus-online.com)
TABEL PANJANG SETANG SEHER
Honda
C70
L: 91,5
B: 13
C: 23
C90
L: 91
B: 15
C: 23
C-Series (Supra/Grand dll)
L: 94
B: 13
C: 25
Legenda
L: 97
B: 13
C: 25
Karisma
L: 100
B: 13
C: 25
CB125
L: 91
B: 13
C: 23
CB100
L: 103
B: 14
C: 26
GL125
L: 103,5
B: 15
C: 30
Tiger
L: 105,5
B: 15
C: 30
YAMAHA
Crypton/Vega/Jupiter/Jupiter 110
L: 92
B: 13
C: 26
Vega ZR
L: 93,5
B: 13
C: 28
Mio/NouvoZ/Lele
L: 93,5
B: 15
C: 28
MX/V-ixion
L: 97
B: 14
C: 28
Scorpio
L: 105
B: 16
C: 30
Byson
L: 98
B: 15
C: 28
RX-King
L: 100
B: 16/20
c: 22
RX-Z
L: 105
B: 16/20
C: 22
F1Z-R
L: 96
B: 14/18
C: 20
125Z
L: 110
B: 16/20
C: 22
Suzuki
Shogun 110
L: 94
B: 14
C: 28
Shogun 125
L: 102,7
B: 14
c: 28
Raider/Satria FU/FXR
L: 102,5
B: 16
C: 30
Kawasaki
Kaze
L: 100
B: 13
C: 26
ZX130
L: 100,2
B: 13
C: 22
Ninja
L: 105
B: 15
c: 25
Ninja KRR
L: 104
B: 19
c: 22
Bajaj
Pulsar
L: 104
B: 17
C: 30
Keterangan:
1. Semua satuan dalam mm
2. Khusus mesin 2-tak B angkanya ada dua. Misalnya punya 16/20. Artinya 16 mm besarnya pen seher dan 20 diameter lubang pen seher. Angkanya ada selisi karena di mesin 2-tak ada laher bambu di pen sehernya.
Curi stroke dipakai di kelas standaran. Kelas standaran artinya tampang luar mesin harus terlihat standar. Boleh bore up atau bahkan stroke up asalkan kondisi luar mesin tidak ada perubahan. Kelas standaran ini ngetop di Jakarta dan sekitarnya. Tapi enggak usah ikutan balap liar, trik ini sah saja digunakan motor harian yang pengen berperforma lebih.
Mengukur diameter big end (C)
Nah, karena seher mendem, agar sejajar dengan blok atas ketika top, harus naik stroke. Jadinya, dengan begitu walaupun naik stroke tidak perlu paking tebal. Dari luar nampak standar. Ini yang banyak dimanfaatkan mekanik untuk turun di kelas standaran.
Untuk mencari setang seher pendek kita harus bisa mengukurnya. Sehingga kita bisa memilih stroke yang kita inginkan. Misalkan Suzuki Spin 125 panjang setang seher standar 102,5 mm. Supaya seher lebih mendem menggunakan setang seher Shogun 110 atau Smash yang 94 mm.
Mengukur diameter lubang pen seher (B)
Lebih sederhanya, panjang setang seher (L) yaitu:
L = A + ½B + 1/2C
Bisa kan? Ukuran beberapa conecting rod ada di bawah ini: (motorplus-online.com)
TABEL PANJANG SETANG SEHER
Honda
C70
L: 91,5
B: 13
C: 23
C90
L: 91
B: 15
C: 23
C-Series (Supra/Grand dll)
L: 94
B: 13
C: 25
Legenda
L: 97
B: 13
C: 25
Karisma
L: 100
B: 13
C: 25
CB125
L: 91
B: 13
C: 23
CB100
L: 103
B: 14
C: 26
GL125
L: 103,5
B: 15
C: 30
Tiger
L: 105,5
B: 15
C: 30
YAMAHA
Crypton/Vega/Jupiter/Jupiter 110
L: 92
B: 13
C: 26
Vega ZR
L: 93,5
B: 13
C: 28
Mio/NouvoZ/Lele
L: 93,5
B: 15
C: 28
MX/V-ixion
L: 97
B: 14
C: 28
Scorpio
L: 105
B: 16
C: 30
Byson
L: 98
B: 15
C: 28
RX-King
L: 100
B: 16/20
c: 22
RX-Z
L: 105
B: 16/20
C: 22
F1Z-R
L: 96
B: 14/18
C: 20
125Z
L: 110
B: 16/20
C: 22
Suzuki
Shogun 110
L: 94
B: 14
C: 28
Shogun 125
L: 102,7
B: 14
c: 28
Raider/Satria FU/FXR
L: 102,5
B: 16
C: 30
Kawasaki
Kaze
L: 100
B: 13
C: 26
ZX130
L: 100,2
B: 13
C: 22
Ninja
L: 105
B: 15
c: 25
Ninja KRR
L: 104
B: 19
c: 22
Bajaj
Pulsar
L: 104
B: 17
C: 30
Keterangan:
1. Semua satuan dalam mm
2. Khusus mesin 2-tak B angkanya ada dua. Misalnya punya 16/20. Artinya 16 mm besarnya pen seher dan 20 diameter lubang pen seher. Angkanya ada selisi karena di mesin 2-tak ada laher bambu di pen sehernya.
Penulis : Akbar, Aong | Teks Editor : KR15 | Foto : Dok. Motor Plus
Post a Comment