Nih Ciri Knalpot Racing Asli, Jangan Salah Pilih!
Tulisan sistem laser dan model las-lasan halus perlu alat khusus
Knalpot racing kalau sudah ngetop banyak dipalsukan. Karena alat produksi yang dipakai manual dan murah-meriah. Tukang las pinggir jalan juga bisa. Modalnya pipa, pelat dan las karbit langsung produksi.
Ini yang membuat produsen knalpot beken gerah. Upaya jalur hukum juga percuma. “Untuk menghukum pemalsu butuh dana besar,” jelas Asep Hendro, juragan knalpot AHRS.
Akibatnya, para pemalsu pesta pora di negara ini. Hukuman antara pencuri ayam dan koruptor miliaran rupiah sama saja. Apalagi cuma pemalsu.
Itu yang membuat merek lokal terkenal seperti AHRS, R9, Ahau, CLD dan Kawahara memproduksi knalpot yang susah ditiru. Seperti Ahau dan lainnya memproduksi knalpot dengan las Auto Line Welding Stand. Menggunakan gas CO. “Perlu Rp 400 juta buat beli alat ini,” jelas Rudi Sukirman alias Ahau. Las yang dihasilkan lebih lebih halus. Karena dipadu dengan sistem robot.
Kawahara beda lagi, selain menggunakan bahan steinless, juga pipa yang dipakai tidak ada di pasaran lokal. Pipa dari Thailand. Itupun harus dibeli dalam jumlah besar. “Minimal satu kali beli Rp 400 juta,” jelas Jessy Liga Siswanto alias Coki, bos Kawahara.
Perut knalpot dicetak dan dikasih tulangUkuran pipa knalpot Kawahara yang tidak ada di lokalan diameter luarnya 28 mm dan tebalnya 1,3 mm atau 1 mm. Biasa dipakai di knalpot Mio K3.
Trik yang dilakukan R9 (Racing Generation) juga beda. Di tipe terbarunya R9 Jerez sudah diembos menggunakan laser. “Kalo mau, tulisan bisa dibikin kecil,” jelas Sjafri Ganie alias Jerry, bos R9.
Untuk investasi alat laser ini lumayan mahal. “Harus merogoh kocek 45.000 dollar US. Atau sekitar 400 juta rupiah,” jelas Jerry yang lagi senang karena tim yang didukung R9 di Asian Road Racing Championship naik podium.
Upaya lain dilakukan R9 di knalpot 2-tak. Perutnya dibikin menggunakan matras atau cetakan. Tak pakai las-lasan. Pengganti lasan pakai ‘tulangan’ agar tetap kuat. Teknik ini termasuk terbaru. Satu cetakan butuh dana Rp 400 juta.
Lainnya semua produsen knalpot membuat silencer tidak bulat. Bisa oval atau kotak. Perlu alat pon atau cetakan mahal juga. Bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Bahan Titanium jika terbakar kebiruan(kiri). Hologram lumayan bisa menangkal(kanan).Titanium Dan Hologram
Menghindari pemalsuan, teknik yang dipakai produsen perlu investasi besar. Seperti yang sedang ramai sekarang yaitu menggunakan bahan titanium. Membeli bahan ini lumayan butuh dana besar. Sekali mendatangkan dari luar negeri butuh dana miliaran. Pemalsu yang kecil-kecil susah mengikuti.
Memang sih, kalau bahan titanium khusus knalpot premium. Namun dari segi keuntungan yang didapat jadi lebih. Misalnya lebih ringan dan cepat melepas panas. Juga bekas pembakaran yang kebiruan enak dilihat.
Trik lain dilakukan Ahau yang produsen knalpot Ahau. Menggunakan teknik hologram. Kalau yang ini memang tidak butuh dana yang gede. Karena hampir semua produk jualan juga banyak yang pakai. Tapi, lumayan bisa mengurangi. (motorplus-online.com)
Ini yang membuat produsen knalpot beken gerah. Upaya jalur hukum juga percuma. “Untuk menghukum pemalsu butuh dana besar,” jelas Asep Hendro, juragan knalpot AHRS.
Akibatnya, para pemalsu pesta pora di negara ini. Hukuman antara pencuri ayam dan koruptor miliaran rupiah sama saja. Apalagi cuma pemalsu.
Itu yang membuat merek lokal terkenal seperti AHRS, R9, Ahau, CLD dan Kawahara memproduksi knalpot yang susah ditiru. Seperti Ahau dan lainnya memproduksi knalpot dengan las Auto Line Welding Stand. Menggunakan gas CO. “Perlu Rp 400 juta buat beli alat ini,” jelas Rudi Sukirman alias Ahau. Las yang dihasilkan lebih lebih halus. Karena dipadu dengan sistem robot.
Kawahara beda lagi, selain menggunakan bahan steinless, juga pipa yang dipakai tidak ada di pasaran lokal. Pipa dari Thailand. Itupun harus dibeli dalam jumlah besar. “Minimal satu kali beli Rp 400 juta,” jelas Jessy Liga Siswanto alias Coki, bos Kawahara.
Perut knalpot dicetak dan dikasih tulang
Trik yang dilakukan R9 (Racing Generation) juga beda. Di tipe terbarunya R9 Jerez sudah diembos menggunakan laser. “Kalo mau, tulisan bisa dibikin kecil,” jelas Sjafri Ganie alias Jerry, bos R9.
Untuk investasi alat laser ini lumayan mahal. “Harus merogoh kocek 45.000 dollar US. Atau sekitar 400 juta rupiah,” jelas Jerry yang lagi senang karena tim yang didukung R9 di Asian Road Racing Championship naik podium.
Upaya lain dilakukan R9 di knalpot 2-tak. Perutnya dibikin menggunakan matras atau cetakan. Tak pakai las-lasan. Pengganti lasan pakai ‘tulangan’ agar tetap kuat. Teknik ini termasuk terbaru. Satu cetakan butuh dana Rp 400 juta.
Lainnya semua produsen knalpot membuat silencer tidak bulat. Bisa oval atau kotak. Perlu alat pon atau cetakan mahal juga. Bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Bahan Titanium jika terbakar kebiruan(kiri). Hologram lumayan bisa menangkal(kanan).
Menghindari pemalsuan, teknik yang dipakai produsen perlu investasi besar. Seperti yang sedang ramai sekarang yaitu menggunakan bahan titanium. Membeli bahan ini lumayan butuh dana besar. Sekali mendatangkan dari luar negeri butuh dana miliaran. Pemalsu yang kecil-kecil susah mengikuti.
Memang sih, kalau bahan titanium khusus knalpot premium. Namun dari segi keuntungan yang didapat jadi lebih. Misalnya lebih ringan dan cepat melepas panas. Juga bekas pembakaran yang kebiruan enak dilihat.
Trik lain dilakukan Ahau yang produsen knalpot Ahau. Menggunakan teknik hologram. Kalau yang ini memang tidak butuh dana yang gede. Karena hampir semua produk jualan juga banyak yang pakai. Tapi, lumayan bisa mengurangi. (motorplus-online.com)
Post a Comment