PBB (AFP/ANTARA) - Pejuang oposisi Suriah di kota yang terkepung, Aleppo memiliki "tank" dan "senjata berat," kata juru bicara PBB pada Rabu.
Tekanan internasional harus diletakkan pada oposisi Suriah, serta Presiden Bashar al-Assad, untuk menghentikan pertempuran itu, ujar juru bicara PBB Martin Nesirky.
Pengamat PBB "telah mengonfirmasi informasi yang mengatakan bahwa oposisi memiliki senjata berat termasuk tank di Aleppo," kata Nesirky kepada wartawan di markas PBB.
Dia mengatakan bahwa kebanyakan senjata tersebut sebelumnya adalah milik angkatan bersenjata Suriah.
Pengamat tidak bersenjata dari Misi Pengawasan PBB di Suriah (UNSMIS/ UN Supervision Mission in Syria) pergi ke kota di utara tersebut pada Selasa. Aleppo dikepung pasukan Assad selama lebih dari sepekan.
UNSMIS juga melaporkan bahwa mereka melihat pesawat tempur menyerang kota.
"PBB mengingatkan kedua belah pihak tentang kewajiban mereka di bawah hukum kemanusiaan internasional untuk melindungi warga sipil," kata Nesirky.
Lebih dari 200.000 orang meninggalkan Aleppo, menurut PBB, dan Nesirky mengatakan banyak penduduk yang tersisa berlindung di sekolah-sekolah dan bangunan umum lainnya.
Nesirky menekankan bahwa pemimpin PBB Ban Ki-moon menginginkan kesatuan tekanan internasional pada kedua belah pihak yang terlibat dalam perang saudara tersebut.
Dia mengatakan tekanan harus ditanggung "tidak hanya pada pasukan pemerintah Suriah, yang tentu saja menanggung bagian terbesar dari tanggung jawab atas apa yang terjadi, tetapi juga pada pasukan oposisi, untuk memastikan bahwa mereka mengindahkan tekanan itu, bahwa mereka benar-benar menghentikan pertempuran. "
Aktivis Suriah mengatakan lebih dari 20.000 orang tewas sejak awal pemberontakan terhadap Assad pada Maret 2011.
Post a Comment