Selamat Datang PON Riau





Gelanggang Remaja Pekanbaru, Riau, yang direnovasi tahun 2009 menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Riau untuk penyelenggaraan PON ke-18. Gekanngan ini akan menjadi venue pertandingan bulu tangkis.MI/ROMMY PUJIANTO

SETELAH menyaksikan pertandingan olahraga di arena Olimpiade London, kita akan disuguhkan pertarungan di arena Pekan Olahraga Nasional Pekanbaru, Riau. Yang satu pertandingan kelas dunia, yang satu kelas nasional, kelas Indonesia.

PON telah menjadi agenda nasional. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1948 di Surakarta, event empat tahunan yang akan dimulai pada Sabtu 9 hingga 20 September mendatang akan menjadi penyelenggaraan yang ke-18.

Secara jujur harus kita akui, dari segi standar penyelenggaraan PON, infrastruktur olahraga terbaik memang masih terpusat di kota-kota di Jawa. Karena itu, wajar jika prestasi PON kali ini pun masih dipegang secara berturut-turut oleh kontingen DKI Jaya, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Setidaknya inilah peringkat perolehan medali pada PON kali ini.

Terlalu berlebihan juga mengharapkan prestasi kelas dunia lahir dari PON Pekanbaru. Terlebih, penyelenggaraan kali ini harus diwarnai dengan skandal suap. Konsep minimalis yang diusung Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) pada perhelatan PON ke-18, merupakan cermin kegagalan pemerintah pusat dan PB PON. Kegagalan itu karena ulah koruptor yang cuma menganggap ajang olahraga, khususnya PON, sebagai proyek. Belum sepenuhnya venue yang selesai, membuat persiapan atlet terganggu dan PON ke-18 bakal terlaksana seadanya.

Kita sepakat bahwa PON sangat penting untuk mengukur prestasi olahraga nasional. Tetapi, di luar itu semua, yang tidak kalah penting dari event empat tahunan ini adalah sebagai ajang kerukunan nasional. Memang, berbicara soal PON pasti bicara persaingan, tetapi juga tidak boleh mengabaikan kebersamaan. Bingkainya sudah jelas: kebangsaan. Ada proses saling belajar antara satu provinsi dan provinsi lain. Di sini kita juga belajar bagaimana semangat multikultur dipraktikkan.

Kendati miskin prestasi untuk ukuran dunia, PON XVIII tetap saja membangkitkan sentimen kekitaan. Sebagai tontonan, dia telah menyedot sebuah kekuatan besar yang menggumpal. Para atlet yang bertanding atas nama provinsi membangkitkan semangat kekitaan daerah. Mereka bertanding dan saling mengalahkan untuk kemudian melambungkan tinggi-tinggi kebanggaannya sebagai atlet provinsi.





Ayo dukung atlet-atlet dari provinsi kita





Tabel tuan rumah dan juara PON sejak 1948. WIKIPEDIA



Data PON ke-18 Pekanbaru Riau


Sebanyak 945 atlet DKI Jakarta yang akan berlaga di pentas Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau, dilepas di Balai Kota Jakarta, Sabtu (1/9).MI/GRANDYOS ZAFNA


Gubernur Riau Rusli Zainal (tengah) masuk ke dalam gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rasuna Said, Jakarta, Kamis (30/8). Rusli Zainal diperiksa KPK sebagai saksi terkait kasus dugaan suap Revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau.MI/SUSANTO
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2016. - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger